Makanan halal di Jepang susah?

Makanan halal di Jepang susah?

FUJIHARU – Bagi seorang muslim, makanan halal adalah satu hal pasti yang akan dicari demi ketenangan hatinya. Apalagi saat jalan jalan atau tinggal di negeri sakura, Jepang. Lalu apakah jenis makanan halal tersebut? Bagaimana dengan cara dan proses pembuatan makanan dan lainnya? Lalu, dimanakah kita bisa mendapatkan makanan halal tersebut?

Makanan halal di Jepang susah?
Liburan ke Jepang

Bagi yang tinggal atau jalan jalan di kota besar seperti Tokyo, Osaka dan Kyoto, mungkin makanan halal murah masih bisa ditemukan dengan mudah. Meskipun definisi mudahnya jangan samakan dengan yang di Indonesia, ya. Bagaimana dengan daerah Jepang yang “terpencil”?

Makanan halal murah di Tokyo

Jujur, meskipun ada makanan halal di Tokyo, aku masih sedikit ragu tentang kehalalannya dan juga harganya yang lebih mahal dibandingkan barang sejenis.

Hampir semua tempat makan yang berada di destinasi wisata berharga mahal, apalagi yang halal. Aku pernah datang dan makan mie ramen halal di daerah Asakusa. Harganya cukup mahal dibandingkan mie ramen sejenis. Untuk rasa, aku sebenarnya kurang suka karena tidak begitu enak.

Saat itu aku datang di kedai mie ramen di sekitar asakusa. Kalo tidak salah penjualnya orang Pakistan atau Bangladesh.

Jika minuman, aku lebih banyak minum minuman soda atau air putih yang aku yakini halal. Bagi yang ingin sake atau alkohol ada juga, tapi tidak halal ya. Hehehe.

Harga minuman atau makanan yang kamu beli di jidohanbaikai atau vending machine lebih mahal dibandingkan minimarket. Makanya aku lebih suka langsung ke minimarket atau bawa botol sendiri dan mengisinya di air pancuran khusus air minum. Gratis dan segar. Btw, halal juga ya. Hahaha.

Baca Juga: Puasa di Jepang dan bedanya

Ramen halal di gunma

Ketika aku masih tinggal di prefektur Gunma, Jepang, aku menemukan ramen halal yang rasanya cukup enak. Aku lupa nama tempat ramen tersebut. Tapi tempatnya agak jauh dari stasiun, jadi kurang praktis.

Harga yang harus aku bayar juga tidak terlalu mahal, bahkan karna kita muslim dan mengajak banyak teman, ownernya memberikan diskon berupa makanan halal lainnya.

Cuma satu yang mengganjal. Meskipun ada embel embel ramen halal, mereka masih menjual bir dan minuman alkohol lainnya di mise atau kedai tersebut. Hal ini tentunya membuatku khawatir. Nanti jika cipratan bir atau minuman alkoholnya terciprat di makanan aku bagaimana? Memang tidak sengaja sih, tapi kan kita harus berhati hati pada sesuatu yang haram, bukan?

Wisata halal di Jepang

Saat ini, banyak sekali traveler muslim yang datang ke Jepang. Massive nya orang yang piknik ke Jepang membuat Jepang berupaya membuatkan destinasi wisata halal yang membuat muslim semakin nyaman untuk datang ke Jepang.

Dari beberapa sumber yang aku baca dan ketahui, sudah ada beberapa toko atau universitas yang mengenalkan makanan halal pada pelanggannya.

Salah satu postingan tentang tempat makanan halal dari senior aku yang ada di Jepang bisa dijadikan referensi juga lho. Dia menceritakan bagaimana seorang muslim yang ada di universitas Jepang menyediakan makanan halal.

Daftar makanan halal di Jepang

Makanan halal di Jepang susah?

Jika harus menulis daftarnya, mungkin agak susah dan banyak jenisnya. Tapi, ini adalah satu tips dasar ketika mencari makanan halal yang biasa aku lakukan selama di Jepang:

1. Cari kanji buta (babi)
2. Tidak ada lard
3. Cari vegetarian menu
4. Lihat pemilik
Cara itu sebenarnya tidak efektif sih, tapi aku selalu gunakan jika terdesak. Dan alhasil aku lebih banyak makan telur dan sayuran selama di Jepang. Sehatkah? Sehat banget. Soalnya makanan yang aku makan adalah lebih banyak sayuran.

Baca Juga: Bagaimana cara jual emas agar tidak rugi di pegadaian

Bagi yang ingin mencari makanan halal dengan aplikasi yang ada di playstore, bisa mencoba aplikasi berikut. Siapa tahu berguna.

1. Halalminds
2. Halal gourmet Japan
3. HHWT

Tapi ada cerita unik selama aku mencari makanan halal di Jepang. Selama ini aku menjaga makanan agar selalu halal, ternyata aku makan makanan haram! Iya, aku makan “bangkai” ayam, dll.

Bagaimana aku tahu makan bangkai? Kejadian ini aku ketahui ketika aku berada di bandara menuju kepulanganku ke Indonesia.

Ketika aku makan di sebuah restoran, aku dan teman teman lainnya memesan makanan. Lalu ada teman perempuan yang hanya makan Takoyaki.

“Kenapa kamu nggak makan besar? Ayam atau daging tersebut kayaknya enak”
Dia cuma menggeleng dan bilang bahwa dia tidak makan itu.

Aku masih bingung. Tidak makan makanan tersebut? Apakah dia lagi diet?

“Kamu lagi diet?”
“Tidak. Soalnya aku makan makanan yang aman. Ini (takoyaki) kayaknya lebih halal.

Disitu aku baru tersadarkan karena selama di Jepang, aku makan daging, makan ayam dan apapun itu. Memang benar makanan yang aku makan tidak tercampur babi, tapi bagaimana dengan ayam dan daging sapi yang tidak dipotong secara halal?

Aku seketika lemas. Selama aku di Jepang, tidak sedikitpun aku memikirkan hal tersebut. Ya Allah, kok bisa lupa selupa ini? Aku minta ampun ya allah.

Baca Juga: Hal Unik di Jepang bagi orang asing (4)

Tapi alhamdulillah aku masih diingatkan.

Memang hidup di negeri bukan muslim banyak tantangannya. Salah satunya adalah memcari makanan halal tersebut. Bukan berarti tidak ada, tapi kita harus jeli untuk mencarinya.

Aku biasa beli makanan halal di Gyomu. Meskipun makanan halal dan haram tercampur di satu toko, tapi penyimpanan antara daging halal dan haram berbeda. Bahkan ada logo halal juga jika membeli daging halal.

Hanya saja, makanan halal bisanya lebih mahal dibandingkan barang sejenis.

Tidak semua orang Jepang mengetahui definisi halal yang dimaksud seorang muslim. Kebanyakan hanya melihat dari jika bukan babi, maka halal. Padahal definisi halal cukup banyak jangkauannya. Misal bagaimana proses penyembelihannya; proses pencucian tempat makanan yang tercampur barang najis, minyak yang ada kandungan babinya, permen yang mengandung babi, dll.

Baca Juga: Shokujikai budaya makan orang Jepang

Tapi, jika kita selalu ingat bahwa jika kita ingin makan makanan yang halal, maka insya allah akan selalu dijaga dan diingatkan jika bertemu dengan makanan yang tidak halal.