Buat apa Belajar Bahasa Jepang?

Buat apa Belajar Bahasa Jepang?

FUJIHARU – Buat apa belajar bahasa Jepang? Sok imut, sok lucu, wibu, kekanak kanakan dan alasan lain pasti akan diucapkan pada orang orang yang belajar bahasa Jepang. Aku merasakan sendiri. Agar kamu siap belajar bahasa Jepang, ikuti dan tonton video wawancara dari WaGOMu dengan interpreter handal kang Heru dari PT HPPM.

Ngapain Belajar Bahasa Jepang
Pexels

Kenapa belajar bahasa Jepang?

Ketika aku memilih jurusan bahasa Jepang, banyak orang yang bertanya dan sinis. Bahkan kebanyakan sih mencemooh. Buat apa belajar bahasa yang tidak digunakan? Kamu kekanakan sekali? (sering nonton anime) Ingin terlihat lucu? Suka kartun Jepang? dll. Tapi karena cemoohan itu bagiku biasa saja, maka tidak berarti. Malah aku lebih suka mereka yang sinis seperti ini: Buat apa belajar bahasa Jepang? Memang dipake? Aku cuma senyum bodoh.
Saat itu aku masih belum bisa menjawabnya dengan yakin. Aku lebih banyak tersenyum dan berdoa semoga pilihanku benar.

Jujur, alasan pertama aku belajar bahasa Jepang bukan karena suka banget kartun Jepang (suka, tapi biasa aja), ingin ke Jepang, Sekolah ke Jepang atau jalan jalan ke Jepang. Boro boro pikiran mau ke Jepang, bisa sekolah kelas 3 dan lulus saja sudah seneng. Nenekku ingin aku jadi tukang becak! Hahaha.

Alasan aku pertama kali belajar bahasa Jepang adalah karena ejekan teman sekelas saat kelas 2 SMA dulu. Ketika aku akan masuk jurusan IPA ( I love Biology), aku ganti haluan dengan masuk jurusan bahasa hanya karena ingin membuktikan ke teman bahwa aku bisa dan pasti mengalahkannya.
Saat itu musim penjurusan ke kelas bahasa, IPS dan IPA. Banyak sekali orang orang yang memilih kelas IPA karena lebih keren dan pastinya terlihat pintar. Untuk jurusan bahasa sendiri adalah seperti jurusan buangan setelah orang orang yang masuk IPA dan IPS telah penuh, atau kemampuan juga pas pasan.
Temen sekelas sangat yakin masuk kelas bahasa dan mulai belajar bahasa Jepang di kelas. Mereka membaca buku buku kakak kelas, meskipun belum mendapatkan mata pelajaran bahasa Jepang. Saat itu aku tertarik dengan ucapan mereka yang bisa mengucapkan ohayougozaimasu, konnichiwa, dll.
Ketika aku ingin ikutan, aku sangat tersinggung dengan ucapan mereka yang mengatakan bahwa aku tidak mungkin bisa bahasa Jepang. Aku kaget, kenapa aku tidak bisa?
Darahku mendidih, kenapa aku tidak bisa? Apakah mereka meremehkan kemampuanku? Saat di kelas juga aku tidak jelek jelek amat kemampuannya. Bahkan melebihi mereka.
Dari situlah emosi sesaat menguasai dan aku akhirnya masuk jurusan bahasa. Alhamdulillah, selama setahun belajar di kelas bahasa, aku menjadi selalu masuk peringkat tertinggi di 3 besar. Bagi yang mengejekku? Entahlah dia ada diurutan keberapa.
Sombong banget ya kalimat tadi, tapi itulah yang terjadi karena saat aku dilecehkan, sakit rasanya. Ingin sekali rasanya menyiram air yang berisi prestasi yang aku dapatkan saat di kelas bahasa dibandingkan dia.
Tapi mohon lupakanlah. Itu adalah masa lalu. Yang jelek tolong kuburkan, yang bagus bagikan. Hehehe.
Itu ceritaku saat belajar bahasa Jepang sampai akhirnya aku juga memilih bahasa Jepang saat kuliah di Universitas Indonesia (UPI), Bandung.

Kang Heru, penerjemah terkenal di Facebook

Setelah aku bekerja dan cukup aktif di facebook (stalking), aku menemukan salah satu jurbah atau juru bahasa yang bernama Heru, atau biasa disapa kang Heru di beberapa postingan grup penerjemah.

 

Sebelum lebih lanjut, aku akan infokan bahwa isi dari wawancara ngapain belajar bahasa Jepang ini merupakan esensi dari video di WaGoMu bersama kang Heru.

Kang heru merupakan alumni Unikom yang belajar sastra Jepang. Cita citanya yang ingin menjadi pemadam kebakaran tidak kesampaian karena kadung cinta dengan pekerjaannya kini, interpreter atau penerjemah bahasa Jepang.
Kang Heru lulus dari Unikom tahun 2012 dan pernah mengenyam indahnya negari sakura, Jepang beberapa kali. Tentunya dia ke Jepang dengan perusahaan yang menaunginya, HPPM yang sering disebut Honda, di Cikampek.
Selama di Jepang, banyak sekali pengalaman menarik yang didapatkan oleh Kang Heru selama menjadi ionterpreter atau penerjemah. Salah satu cerita menarik yang dibicarakan adalah ketika dia dikirim ke Jepang.
Saat di Jepang, ada temannya yang masuk toilet Jepang dan tidak tahu tombol mana yang harus ditekan agar bisa mancur (cebok). Dan dia memanggil kang Heru agar membantunya. Kebayang dong saat di dalam toilet harus bantu orang bilas hajatnya. Hahaha.

Suka Duka Interpreter menurut kang Heru

Suka dan duka dari seorang interpreter pasti sangat banyak. Salah satu duka yang pernah dirasakan oleh Kang Heru adalah ketika dia harus (ibaratnya) dilempar handuk putih (karena kurang bisa menerjemahkan), atau ketika dia salah menerjemahkan. Harusnya buhin koukan (ganti barang), menjadi buhin kekkon (menikah barang).

Hal menyenangkan dari menjadi interpreter

Seorang interpreter atau penerjemah bisa saja digaji sehari satu juta, atau sebulan sejuta sampai 20 juta perbulannya. Belum lagi ditambah dengan benefit lainnya. Ngeces kan?

Tips dan trik belajar bahasa jepang ala Kang heru

1. Sering mendengar dan berbicara, jangan takut salah
2. Belajarnya bertahap, dari mudah ke susah
3. Belajarlah untuk belajar, bukan untuk meneliti
Maksud belajarlah untuk belajar adalah banyak pembelajar pemula yang nanya bedanya “Ha” dengan “Ga” apa, dll. Belajar saja dulu.
Poin penting agar sukses adalah istikomah dan jangan patah arang dalam belajar bahasa Jepang.
Semoga dengan informasi yang diberikan oleh Kang Heru tersebut, kita bisa menjadi lebih bersemangat belajar bahasa Jepang.
Minasan, ganbarimashou!