Rambu lampu lalu lintas di Jepang yang unik

Rambu lampu lalu lintas di Jepang yang unik

FUJIHARU – Lho, kok nggak hijau hijau rambu lampu lalu lintasnya? Tetap Merah sih? Kan nggak bisa menyebrang kalo lalu lintasnya seperti ini. Ada yang salah ya? Aku celingak celinguk kanan kiri, kok mobil masih aja jalan padahal aku dari tadi nunggu lebih dari 5 menit untuk nyebrang, tapi lampu lalu lintas tetap hijau, which is mobil atau kendaraan lain masih tetep berseliweran. Ada yang aneh nih? Aku kembali mengamati sekitar rambu lampu lintas ini. Apakah ada yang rusak atau memang nggak sesuai? Kalo kayak gini, sampai kiamat datang, aku nggak akan bisa menyebrang.

Menurutku, Jepang adalah negara yang sangat ramah pada pejalan kaki dan pesepeda. Makanya ketika aku akan menyebrang dan nggak diberi kesempatan menyebrang menurutku salah besar. Ada yang aneh. Apa ya?

Aku kembali liat lampu lalu lintas dan tersadarlah aku selama ini. Ternyata ada tanda khusus yang ditempel.

Jika kalian ke Jepang, kalian akan takjub akan lalu lintas Jepang yang ramai, tapi tetap tertib. Nggak akan ada deh suara klakson yang bersahutan jika sedang macet atau berhenti lama di jalan. Beda banget dengan lalulintas di Indonesia. Kita melakukan kesadaran lalulintas yang benar aja disalahin, apalagi melakukan kesalahan. Mau tahu seperti apa? Jika kamu berhenti saat lampu merah, tetap aja di klakson, katanya kita suruh maju lebih depan lagi, artinya harus diatas tanda zebra cross, atau kalo berhenti saat lampu merah, “sok taat peraturan, lu”. Serba salah. Jika begitu, aku mau nggak mau ikutan melakukan kesalahan yang sama dengan yang lain. Soalnya jika hanya aku yang benar, justru disalahin semua orang. Katanya tambah bikin macet, dll. Makanya jika aku berhenti saat lampu merah, aku memilih pelan pelan atau dibelakang mobil, soalnya biar nggak dimarahin. Paling seneng jika ada beberapa yang sadar lingkungan, aku jadi pede dan bisa berhenti saat lampu merah dengan nyaman tanpa sindiran orang orang.

LAMPU LALU LINTAS DI JEPANG

Suasana berbeda justru di tampilkan di Jepang. Jika kita sudah berada di persimpangan jalan aja, mobil dan kendaraan lainnya akan hati hati. Bahkan, sebelum lampu merah (masih kuning), kendaraan tersebut akan berhenti duluan. See, thats awesome. I wish Indonesian can do like that. Jadi, pejalan kakipun lebih nyaman jika akan berlalu lintas. Bahkan, tempat tinggalku yang ada di Maebashi, kota kecil di Gunma ken tetap rapi dan aman berkendara. Meskipun tidak ada yang menyebrang, jika lampu sudah kuning, apalagi merah, maka kendaraan akan berhenti. Pejalan kaki juga sama, mereka akan ikutan berhenti jika lampu merah untuk mereka. Semua aman, bukan?

Baca Juga:

Tapi, ketika aku melihat tanda diatas yang intinya bagi pejalan kaki dan pengguna sepeda, jika ingin menyebrang, tekan tombolnya. Aku sih menyimpulkan jika di daerah ini nggak begitu banyak yang lewat, jadi hanya disediakan tombol lalu lintas ini. Bagaimana jika kita nggak menekan tombolnya? Sampai kiamat nggak akan diberi lampu hijau. Pantesan aku berdiri lama mobil mobil juga nggak ada yang berhenti. Ternyata ini alasannya.

Bagi aku yang bisa bahasa Jepang sedikit, aku masih bisa membaca kanji kanji yang tertera dalam pengumuman tersebut, tapi bagi yang nggak bisa baca bahasa Jepang? Mampus. Haha.

Memang tidak selalu otomatis atau manual, tapi jika ada tanda ini, tekanlah tombolnya. Biasanya ada tulisan “oshite kudasai” yang artinya tekanlah. Nah, nanti akan ada tulisan “omachi kudasai” yang artinya tunggulah. Biasanya beberapa detik kemudian lampu merah akan menyala untuk kendaraan yang lewat, so warna hijau untuk penyebrang jalan. Huft…untung bisa sedikit kanji, kalo ngggak, kayaknya nunggu kiamat baru bisa lewat. Heheheh.

Tapi jangan khawatir, rambu lalu lintas tadi nggak selalu ada di tiap simpang jalan, tapi hanya beberapa spot yang memang memerlukan saja.