Shokujikai budaya makan orang Jepang

Shokujikai budaya makan orang Jepang

FUJIHARU – Shokujikai adalah budaya atau acara makan dan minum yang dilakukan oleh orang Jepang agar lebih akrab. Ada juga yang menyebutnya nomikai. Tapi, jika makanannya nggak halal, gawat dong, kan aku makan makanan halal saja di Jepang. Tempat makan makan halal di Jepang yang di Takasaki emangnya ada ya? Ini penting, soalnya acara shokujikai diadakan di tempat makan Jepang yang identik dengan minuman haram. Hmm. Apakah sesusah nyari tempat makan Jepang di Jakarta ya?

Bagaimana suasana acara shokujikai
Tim baito Aji**

Dilema makan dengan beda agama

Sebenarnya kumpul dengan orang Jepang itu seperti pisau. Iya….nggak kumpul takut dikira sombong atau apa, mau ngumpul pasti ada aja yang nggak sreg. Misalnya minum bir atau sake. Sorry, bukannya sok suci atau nggak menghormati, emang dari kecil udah dibiasain bahwa minum minuman keras itu haram! Thats it! Makan babi juga haram! i! Nggak ada pengecualian. Ya, kalo lupa mau gimana lagi. Kalo tahu mah H-A-R-A-M. Meskipun namanya untuk akrab. Kita mah minum susu aja yang sehat, nggak tahu kalo orang Jepang. Hehe.

Kalo makan bersama orang yang beda agama dan satu negara sih masih nggak ada masalah karena mungkin mereka mengerti. Tapi jika dengan orang Jepang, butuh extra effort. Ada cerita lucu. Karena aku nggak makan babi, kuah mie dll yang bercampur dengan makanan babi lain disisain.

“jangan khawatir, babinya udah dimakan, kuahnya nggak ada babi lagi kok.” kata teman kerja, orang Jepang.

Haha aku jelasin bahwa kalo udah campur ya tetap nggak bisa dimakan dan kita tertawa bareng, tapi sopan nggak ya? Semoga sopan.

Semenjak kita bekerja/ baito di salah satu perusahaan jasa penghitungan barang di toko atau mall, kita semakin akrab dengan orang Jepang. Sebagai bentuk rasa saling terimakasih dan mengakrabkan diri, maka diadakanlah shokujikai.

Apa sih Shokujikai?

Shokujikai berawal dari dua kata yang disambung. Shokuji artinya makan dan kai artinya pertemuan. Shokujikai dapat diterjemahkan sebagai acara makan makan. Bisanya diadakan untuk mempererat tali kekeluargaan. Aku dan teman lain karena melakukan arubaito di perusahaan Jepang yang bergerak dibidang penghitungan barang, makanya kita diundang.

Karena acara shokujikai kali ini merupakan acara makan makan pertama yang diwakili perusahaan Jepang untuk orang Indonesia, maka aku bingung apakah ikut atau nggak. Karena akupun nggak tahu acaranya nanti seperti apa.

Telat datang karena ada baito lain

Sebelum acara ini, beberapa orang Jepang nanyain, kira kira aku akan ikut kumpul atau nggak. Ragu sebenarnya, tapi aku paksakan bisa ikutan shokujikai sampai terbiasa dan yakin bahwa aku harus ikut. Cuma berhubung hari itu ada baito sampai setengah 7, maka aku datang telat.

Jadwal makan

Kita seharusnya ngumpul di Maebashi Eki jam 5 atau 6 gitu, cuma karena masih ada baito, aku nggak bisa bareng ama mereka, maka digantilah leader atau yang ngajak mereka ke Takasaki Eki ama Daniel, tapi ternyata Daniel ketiduran. Wakakakak. Alhamdulillah temen temenku yang lain bukan orang yang manja, jadi mereka jalan sendiri ke Takasaki. Alhamdulillah mereka sampai juga.Nah, karena aku telat datang ke Takasaki atau tempat makan tersebut, aku bareng Robi berangkatnya. Nama restorannya adalah Wasabi. Kita berangkat sekitar pukul 7 malam. Padahal acara makan makan sekitar jam 7. Kikiki tapi karena kita udah izin ama Kubo san, leader kita, so lega.

Bagaimana suasana acara shokujikai

Pas di Takasaki, kita bingung menuju tempat bar atau tempat makan yang dimaksud. Berbekal mapsme offline, kita cari tempat tersebut. Alhamdulillah ketemu juga. Itupun setelah muter muter area perniagaan sekitar Takasaki Eki.Pas kita masuk, oh my god! Rame banget ama temen temen baito yang lain. kebanyakan yang hadir tentu saja orang Jepang dan juga orang Indonesia. Aku kira ada anak Nepal atau anak Vietnam, ternyata mereka nggak ada.

Baca Juga:

Gambar di atas merupakan foto orang Jepang yang sedang makan dengan kita. Harusnya kita makan makan dengan warga negara lain, tapi sepertinya nggak begitu banyak warga negara lain yang ikutan.

Bau bir dan lainnya udah menyengat. Haduh, bener nggak ya datang ke tempat ini? Niatnya kan bukan untuk minum dll, cuma menghormati undangan mereka. Alhamdulillah, karena sebelum acara aku bilang bahwa kebanyakan dari kita nggak minum alkohol atau babi. Muslim dakara sa…..Padahal kenyataannya? Miris. Ada temen juga yang minum alkohol, ngerokok dan juga makan babi. Padahal sebelumnya belum pernah liat atau jarang liat. Apakah itu satu cara menghormati orang Jepang? Entahlah.

Berada dikalangan temen temen emang seru dan juga nyaman, tapi ketika kita nggak mengikuti kebiasaan mereka, seolah canggung. Aku nggak mau minum dan mereka juga serasa bilang,”Ah nggak asyik nih anaknya, kaku banget.” Ada perasaan seperti itu. Aku berusaha untuk menghilangkan pikiran itu. Positif!!! Aku yakinkan bahwa kalo mereka baik, maka kita akan saling menghargai. Menghargai bukan berarti mengikuti kebiasaan mereka.

Baca Juga:

Dan, Allah kasih satu anak yang asyik untuk diajak ngobrol, Ebo! Alhamdulillah disamping dia, soalnya kalopun dia minum alkohol dan makan babi, dia nggak maksa atau becandain makanan dan minuman yang menurutku haram. So, bersyukur banget.

Bagaimana suasana acara shokujikai

Selama acara Shokujikai, kita semua saling becanda entah tentang kerjaan, kegiatan kita ataupun kegiatan lainnya. Sesi yang paling seru tentu saja ketika Ebo minum bir! Wow!!! Suasana memanas. Makin seru apalagi ada teriakan Ebo! Ebo! Ebo!

Si Ebo udah dibilangin kalo nyante aja, jangan kebawa suasana, jangan kepancing ama teriakan mereka semua, tapi semua sia sia, serasa harga diri dipancing untuk meluap. Akhirnya dia menghabiskan beberapa gelas bir dan minuman lain dengan cepatnya! He was the best at the night! Wow…Tapi beberapa jam kemudian perutnya menolak untuk kompromi. Wakakakak akhirnya semua yang masuk kudu dikeluarin di toilet. Kikikikiki Ganbatte, bo!

Dari kejadian itu juga aku tahu kalo macam macam orang mabuk tuh banyak jenisnya. Untuk Ebo, mabuknya cukup lucu. Dia ngomongin tentang keinginannya untuk masuk Daigaku agar bisa dipake ilmunya di Indonesia. #tepuktangan. Keren banget, bo keinginanmu itu. Semoga bisa terlaksana deh.Seiring beberapa orang Jepang semakin panas, beberapa ada yang ngajakin untuk party kedua di tempat lain, tapi berhubung kita bokek dan belum terbiasa kali ya, so, setelah acara penutupan shokujikai, kita semua langsung pulang. Bye!!!

Mencari Jodoh orang Jepang

Acara shokujikai juga ternyata membawa benih benih cinta. Temenku yang dari Bali malahan pacaran dengan orang Jepang yang kerja di perusahaan tersebut. Malah kini mereka telah menikah.

Dan beberapa orang yang aku lihat, orang Indonesia yang banyak berteman dengan orang Jepang atau berpacaran, bahasa Jepang mereka lebih bagus dan meningkat pesat dibandingkan yang nggak. Lalu, saat kaiwa atau bicara juga lebih pede dibandingkan yang lain.

Bagaimana acara Shokujikai itu sebenernya?

Semacam acara malam akrab disertai makan dan minum. Dalam acara itu, kekakuan yang terasa saat bekerja dilapangan sangat terasa bedanya. Disini semuanya serasa cair. Nggak ada jarak. Keren ya.

Acara lalu dilanjutkan ke makan makan. Biasanya berupa makanan di nabe, sate, gorengan, salad dan lainnya. Makanan terakhir ya udon. Pengen banget sebenarnya makan makanan yang disajikan dalam acara tersebut, tapi karena nggak bisa (campur babi dll), terpaksa makan salada dan sayur sayuran mayones gitu. Huks! padahal sebelumnya udah mengosongkan perut dan berniat makan sepuasnya disini. Im not vegetarian!

Bagaimana suasana acara shokujikai

Untuk biaya makan dan minum, kalo nggak salah kita bayar 2000 yen atau gratis gitu. Kita sangat senang dan makan sepuasnya. Tapi, aku sih merasa masih lapar, soalnya banyak makanan dan minuman yang tercampur makanan haram, jadi lebih baik stay out. Akibatnya masih lapar sampai acara usai.

Kata orang Jepang, nggak apa apa makan di nabe atau panci, toh babinya udah kita makan semua. Huks….Mereka belum tahu kalo makanan yang kena barang najis kayak makanan itu jadi najis semua, haram dimakan. Huks. Terus ada juga celotehan yang bikin aku mikir, “oh begini ya pandangan orang asing tentang definisi haram dll”. Contohnya makan babi itu. Kata dia, nggak apa apa kalo makan babi disini, kan bukan di Indonesia. Nggak apa apa tidak sholat dll, kan di Jepang. Wakakaka. Lucu, jadi banyak belajar menghargai juga dari acara ini.

Bagi yang mau shokujikai ronde kedua juga masih ada lho. Kita sebenarnya diajak lagi untuk minum minum di tempat makan yang emmang lebih pas untuk minum sake, bir, dll. Cuma karena karena aku mau istirahat dan beberapa teman juga malu jika hanya sedikit, akhirnya hanya orang Jepang aja yang melanjutkannya.

Pengalaman yang luarbiasa. Aku bukan hanya belajar bahasa jepang untuk mengejar JLPT N sekian dan arubaito, tapi juga bersosialisasi dengan orang dari berbagai background sosial.

Mata sasotte kudasai ne!