Resensi film Shot caller 2017

Fujiharu.com – Film baru rilisan tahun 2017 yang baru aku tonton adalah Shot Caller, bercerita tentang seorang laki laki dan juga seorang ayah yang harus bertahan di penjara agar tetap bisa membuat dirinya dan keluarganya tetap aman.

Shot Caller merupakan film yang agak berat karena film yang mengusung cerita tentang seorang narapidana ini berputar putar alur ceritanya, bahkan alurnya bolak balik, sampai terkadang harus mengecek kembali bagian mana yang terlewat.Bagi kalian yang punya akun netflix, bisa menonton film Shot Caller secara streaming. Bagi yang belum, kalian mungkin bisa menemukannya di internet. Hehehe.

Cast Shot Caller

Beberapa orang yang muncul sepanjang film sepertinya asing bagi penglihatanku. Hanya saja, pemain utama yang memerankan sebagai “Money” cukup aku kenal, meskipun namanya tidak aku ketahui. Aku mengetahuinya dari film Game of Thrones. Nama actor tersebut adalah Nikolaj Coster-Waldau. Ketika menonton aksinya, kita akan terpukau dengan penampilannya seperti seorang Mexican asli, padahal dia seorang Danish. Benar benar manglingi. Beberapa aktor dan aktris lain yang mengisi film ini adalah Omari Hardwick, Lake Bell, Jon Bernthal, dll.Baca Juga: Film Melisa McCarthy: Superintelligence

Plot Film

Film Shot Caller aku ketahui resensinya ketika tanpa sengaja aku menonton review filmnya di Youtube. Setelah mendengar dan melihat beberapa trailernya, aku cukup tertarik karena ceritanya cukup menarik dan unik.Seorang laki laki menyetir mobil dan melanggar lalu lintas. Namun nahas, sahabatnya yang ada di dalam mobil ikut tewas. Dia akhirnya di jebloskan di penjara. Ada beberapa pilihan yang harus dia terima, salah satunya adalah menerima bahwa dia bersalah dengan konsekuensi dipenjara sekitar beberapa bulan. Namun sayang, rencana tersebut gagal karena sahabatnya telah mengajukan tuntutan padanya yang berimbas pada hukuman penjara yang diperpanjang.Dalam penjara, dia harus bertahan. Jika tidak, dia akan dimakan hidup hidup oleh narapidana lainnya. Dia harus berubah menjadi seorang ksatria atau menjadi korban.

Penjara bukan tempat penebusan dosa

Penjara diharapkan sebagai tempat mereflesikan dosa dosa atau penyesalan seseorang agar lebih menghargai hal sekecil apapun yang ada di dirinya dan orang lain.Tapi, hal itu justru berbanding terbalik. Penjara lebih keras dan bahkan nyawa meninggal taruhannya lebih besar.Di dalam penjara, dia harus ikut kelompok geng agar tetap selamat. Dalam penjara, dia menyelamatkan temannya, tapi dengan konsekuensi harus membunuh tahanan lain. Karena tertangkap kamera ikut membunuh teman napi lain, dia dipenjara lebih lama lagi.

Baca Juga: Album kesembilan Taylor Swift Evermore

Di sisi lain dia telah mendapatkan kepercayaan orang yang diselamatkannya, tapi dia juga harus membayar mahal karena kesempatan untuk berkumpul dengan keluarganya pupus sudah. Dia akan dipenjara puluhan tahun, bahkan seumur hidupnya.Beberapa tahun kemudian, dia keluar penjara dan bertemu dengan istrinya. Dia meminta maaf karena telah menulis surat yang isinya seolah dia akan menghilang selamanya. Tapi ini demi keselamatan anak dan istrinya. Dia takut terjadi sesuatu pada orang orang terdekatnya.Demi melindungi keamanan anak dan istrinya, dia harus kembali ke penjara dan membunuh ketua yang mengontrol segala macam hal. Dia berencana menghabisi orang yang paling berkuasa di penjara dan yang mengontrol keselamatan anak dan istrinya. Dia rela tetap dipenjara selamanya asalkan anak dan istrinya selamat dan bisa damai di sisa hidupnya.Keren banget sih ceritanya, tapi karena agak susah untuk diresapi, harus mengulanginya beberapa kali. Atau aku lebih cocok nonton Spongebob saja? Hahaha.