FUJIHARU – Well guys, kali ini aku akan bercerita tentang belajar bahasa isyarat American Sign Language alphabeth selama pandemi corona. Lumayanlah, menambah pengetahuan dan skill daripada menonton drama Korea terus menerus. Nonton drakor belajar juga sih, soalnya mendengarkan bahasa Korea terus. Chincha? Ya syukur syukur kemampuan bahasa isyarat ini bisa sangat berguna buat aku dan orang dengan keterbatasan bicara dan mendengar.
Belajar bahasa isyarat sebenarnya sudah cukup lama ingin aku pelajari, tapi karena beberapa hal, akhirnya aku baru kesampaian di musim pandemi corona ini. Mungkin karena banyak waktu kosong yang ada, maka aku mulai mencari dan menggali hal hal yang ingin aku lakukan. Salah satunya adalah belajar bahasa isyarat, apalagi aku sering melihat juru bahasa isyarat yang ada di pojok bawah berita. Kayaknya mereka selalu muncul selama pemberitaan. Aku pikir, aku ingin seperti mereka yang melakukan pekerjaan juru bahasa agar teman teman yang tuna rungu (tidak bisa mendengar) dan tuna wicara (bisu) bisa menikmati atau bisa mendapatkan informasi yang sama seperti orang normal lainnya.
Baca Juga: Arti Azasu dalam bahasa Jepang
Aku merasa, juru bahasa untuk tuna rungu dan wicara sangat dibutuhkan, apalagi bisa membantu orang banyak, hampir se Indonesia. Keren banget kan?
Salah satu cara yang aku lakukan adalah mencari informasi di google. Tapi ketika mencari bahasa isyarat atau sign language, banyak sekali artikel yang muncul. Karena basic aku adalah pembelajar bahasa Jepang, maka aku juga meihat basic sign language Japanese atau JSL. Cuma karena sekilas mirip dengan ASL (American Sign Language), maka aku putuskan mempelajari yang bahasa Inggris karena banyak video pembelajarannya.
Sebenarnya bahasa isyarat bahasa Indonesia juga ada, tapi karena hampir sama juga dengan asl juga, maka aku putuskan mempelajari yang asl. Siapa tahu aku dibutuhkan oleh warga dunia, bukan hanya Indonesia. Amin.
Awal mula perkenalan belajar bahasa Isyarat
Setelah aku lulus kuliah dari Universitas Negeri di Bandung, aku mendapatkan pekerjaan di daerah Arcamanik, Bandung sebagai seorang guru bahasa Jepang.
Sekolah yang aku naungi teryata sekolah inklusi, yang mana siswa dengan berbagai kebutuhan bisa masuk di kelas. Maksudnya seperti apa sih? Kasarnya adalah berbagai macam karakteristik siswa dari yang biasa sampai autis juga ada. Tentu saja kadang treatmentnya berbeda. Bagi yang autis, biasanya ada shadow teacher yang akan selalu siap untuk membantu.
Saat itu aku mengajarkan bahasa Jepang pada siswa SMA. Meskipun mengajar bahasa Jepang di SMA, bangunannya berdekatan dengan SMP. Jika dilihat sekilas, SMP dan SMA digabung.
Baca Juga: Orang Jepang bertanya Perbedaan ‘tidak boleh’ dan ‘jangan’ dalam bahasa Indonesia
Karena bahasa asing, apalagi bahasa Jepang cukup diminati beberapa siswa yang suka anime atau kartun Jepang, beberapa siswa SMP terkadang menyapaku dan mengajak ngobrol.
Suatu ketika, ada siswa perempuan SMP yang mengajak aku bicara tentang Jepang. Namun siswi tersebut mempunyai keterbatasan bicara (tuna rungu). Aku sama sekali nggak mengerti apa yang diucapkan saat dia bertanya. Aku bingung dan malu. Bingung karena tidak mengerti apa yang dia tanyakan. Malu karena aku nggak bisa menjawab, malu karena aku masih merasa kurang. Harusnya aku belajar bahasa isyarat agar mereka juga mengerti dan bisa memahami.
Untunglah saat itu dia bersama temannya yang mengerti bahasa isyarat. Temannya saat itu menerjemahkan apa yang ditanyakan.
www.gerardaflaguecollection.com |
Semenjak kejadian itu, aku mulai mencari informasi tentang bahasa isyarat. Ketika mencari informasi di internet, aku menemukan alfabet bahasa isyarat. Saat itu aku nggak tahu alfabet bahasa isyarat tersebut tipe apa.
Setelah mempelajari, aku tahu bahwa alfabet tersebut merupakan tipe asl, yang Amerika.
Baca Juga: List sinonim dan antonim dalam bahasa Jepang
Mulai belajar bahasa isyarat
Mungkin untuk belajar secara tertulis atau isyarat, aku masih belum ada waktu dan juga kesempatan. Tapi aku mulai belajar mandiri dengan mulai belajar alfabet terlebih dahulu.
Pembelajaran biasanya aku lakukan setelah pulang dari pekerjaan di Bandung dan menuju kampung halaman di Indramayu. Sepanjang perjalanan pulang, aku akan melihat gambar yang berisi alfabet bahasa isyarat dan mempraktekannya.
Dari pembelajaran itu, aku cukup hapal 26 alfabet. Bahkan aku bisa mengeja namaku dengan bahasa isyarat.
Namun ketika aku mulai pindah kerjaan, aku nggak pernah belajar lagi dan terkubur dalam dalam kemampuan tersebut.
Baca Juga: Perbedaan Sukoshi 少し dan Sukunai 少ない
Kini, aku mulai mencoba belajar lagi dengan bantuan youtube. Alhamdulillah banyak sekali bahan pembelajaran bahasa isyarat yang bisa aku pelajari di internet. Mungkin nggak akan langsung bisa atau mahir, tapi setidaknya aku menambah kemampuan lain daripada hanya diam atau menonton tv.
Cara belajar ini juga aku ambil intisarinya dari tedtalk yang ada di youtube dengan judul The first 20 hours — how to learn anything | Josh Kaufman | TEDxCSU.
Dalam video tersebut, ada tips yang sangat bagus dan bisa dipraktekkan oleh siapapun. Dengan melihat video itu juga, aku semakin tertantang untuk belajar apapun.
Dalam video tersebut, jika ingin mahir suatu kemampuan, maka dibutuhkan 10.000 jam. Jika kamu melakukannya, maka sama saja dengan bekerja full time selama 5 tahun. Bayangkan jika kamu belajar selama itu? Cukup merepotkan bukan? Tapi ada cara yang bagus agar kita bisa lebih cepat, tentunya dengan banyak latihan dan konsistensi selama belajar.
Apakah tips yang dibagikan oleh Josh kaufman untuk belajar hal baru?
1. Deconstruct your skill
Bayangkan kamu akan memakan pizza, maka makan perbagian terlebih dahulu, maka kamu akan bisa makan semuanya. Jangan sekali kali makan semuanya karena bisa bikin kamu stres.
Jika telah mengetahuinya, maka praktekkan kemampuan baru tersebut.
2. Learn enough to self correct
Belajar secukupnya yang akan kamu pelajari, lalu praktekkan. Jika salah, maka kamu bisa mengkoreksi atau memperbaikinya. Pembelajaran akan semakin bagus ketika kamu tahu dan memperbaiki yang salah.
3. Remove practice barriers
Televisi, internet dan apapun yang membuatmu terhalagi untuk belajar, maka buanglah!
4. Practice at least 20 hours
Praktekkan, setidaknya 20 jam, maka kamu bisa keluar dari halangan tersebut dan bisa maju.
Dengan tips tersebut, aku coba mulai membuka youtube tentang pembelajaran bahasa isyarat. Saat ini aku belajar alfabet, hello, dalam bahasa isyarat. Tentunya aku juga ingin belajar bahasa isyarat kata sehari hari agar bisa digunakan lebih baik.
Baca Juga: Resensi buku Perantau Ilmu Amerika Eropa
Penggunaan bahasa isyarat juga terkadang bukan hanya untuk tuna rungu dan wicara lho. Aku juga kadang suka mempraktekkannya jika sedang males biacara. Ya, mungkin nggak sesuai dengan kaidahnya sih, tapi setidaknya lawan bicara mengerti. Seperti ‘i love you’ dalam bahasa isyarat, diam! terimakasih, dll.
Aku belajar asl alpabeth dari takelessons di yutube. Pembelajaran berupa video yang aku lihat sangat mudah dan praktis. Sekitar 30 menit belajar, aku kini telah bisa bahasa isyarat alphabet dari a sampai z. Alhamdulillah.
Kedepannya bukan hanya berupa tulisan saja yang aku pelajari, tapi juga kata yang berupa isyarat.
Apakah kamu juga tertarik belajar bahasa isyarat?