Pengalaman Pertama Bekerja Sebagai Interpreter

Pengalaman Pertama Bekerja Sebagai Interpreter

FUJIHARU – 27 Feb 2018 merupkan hari bersejarah baru buatku. Di tahun dan bulan inilah aku akan memulai kembali menjadi bagian dari masyarakat Indonesia yang bekerja. Sebelumnya karena aku ke Jepang, jadinya ya jadi masyatakat Jepang. Sekarang aku menjadi masayarakat kota baru dan tempat baru, di Tangerang. Kini, aku mencoba hal baru sebagai interpreter.

HARI PERTAMA PINDAHAN DI KOTA BARU DAN TEMPAT KERJA BARU

Tempat bekerja cukup jauh

Tempat kerja baru ini cukup jauh dari tempat tinggalku yang di Bekasi, tapi karena aku udah nggak sabar untuk bekerja, makanya aku terima kesempatan ini. Pinginnya sih gaji dan suasana kerjanya bagus. Tapi entahlah. Semoga saja bagus. Jika tidakpun, aku akan coba bertahan selama setahun dulu.

HARI PERTAMA PINDAHAN DI KOTA BARU DAN TEMPAT KERJA BARU

Tempat kerja baruku ini memang ada di kawasan Industri, tapi tidak sebesar yang ada di Bekasi atau Karawang, tapi cukup ramai dengan pabrik pabrik. Kebetulan aku juga kerja di pabrik Jepang sebagai interpreter. Pabriknya besar dan rapi bagiku. Ya, meskipun terlihat sepi sih, tapi aku suka, soalnya kalo ramai dan macet juga aku nggak suka. Bikin pusing, apalagi aku kurang suka jika berada di kerumunan orang banyak.

Berapa Gaji Interpreter Bahasa Jepang?

HARI PERTAMA PINDAHAN DI KOTA BARU DAN TEMPAT KERJA BARU
Depan tempat kerja Baru

Officially working

Aku mulai kerja di 1 maret sebagai interpreter. Prosesnya tentu saja melalui JAC, lembaga yang membantu aku dalam mempertemukan kerjaan ini. Ditempat baru ini, Japanese nya nggak terlalu banyak. Cuma ya meskipun begitu, karena pabrik atau perusahaan ini masih berkembang, maka masih banyak hal hal yang peru dirapikan. Nah, aku juga yang berusaha menjembatani semua obrolan demi kelancaran pekerjaan mereka dan tentu saja pekerjaan aku. Bagaimana keadaannya? tentu saja banyak sekali yang aku nggak ngerti. Background aku yang bukan dari teknik dan nggak terbiasa dunia pabrik membuatku nggak begitu mengerti tentang semua hal itu. Tapi semakin hari aku juga semakin tahu dan mengerti istilah istilah yang ada.

Baca Juga:

Signal handphone susah

Untuk tempat tinggal, sebenarnya aku udah terbiasa sendiri. Soalnya aku juga sering sendirian dan berada di tempat jauh. Cuma, emang tempat yang aku tinggali ini agak susah untuk menerima sinyal 4G. Jangankan 4G, untuk 3G aja berterimakasih. Makanya ketika diawal awal aku masih internet 3 yang murah itu, aku susah sekali mendapatkan sinyal. Jadinya, ketika pulang ke kostan, ya sepi senyap. Enaknya, tentu saja tidur jadi nyenyak. Nggak khawatir nggak baca wa, email, dll, Hahaha Nggak enaknya ya kok sepi banget. Itu dulu, semenjak aku pake Simpati internet, aku bisa pake 3G, ya meskipun bukan 4G ya. Alhamdulillah, yang penting ada. Ngiklan euy.

HARI PERTAMA PINDAHAN DI KOTA BARU DAN TEMPAT KERJA BARU

Jadi anak kost lagi

Bagaimana dengan makanan? Makanan yang sering aku makan tentunya nasi goreng atau sate madura. Soalnya dua makanan itu yang sering dan gampang ditemui dijalan jalan. Sisanya, ya makan mie instan. Bukan karena nggak ada duit ya, cie…hahahah bukan. Soalnya nggak bisa masak. Kalo bisa mah, masak makanan lain. Duit juga sih alasan makan mie terus. Hahaha.

Balik lagi ke tempat kostan, sebenarnya aku kangen banget kostan aku yang dulu yang disebut Griya Pori. Tempatnya itu tingkat, sekamar, luas dan airnya bersih. Beda banget dengan yang sekarang. meskipun ada 3 kamar, airnya kurang bersih dan terasa lembab. Hahah mau pindah males, soalnya asyik juga sih disini. Nggak berisik. Sebulannya 400 ribu. Emang lebih murah dari Griya Pori yang sebulannya sekitar 700 ribu. Tapi beda jauh sih kalo membandngkan fasilitas juga.

 

HARI PERTAMA PINDAHAN DI KOTA BARU DAN TEMPAT KERJA BARU

 

Disini juga aku belum punya teman atau tetangga. Soalnya tiap hati sabtu dan minggu aku pulang ke Bekasi untuk perbaikan gizi ke kakakku. Hahah